Yopi Riwoe: Perlu Kompromi untuk Liga 1 Putri

0

Arema FC vs Tolikara FC, sudah layak ikut Liga 1 Putri.

Jakarta – Status peserta Piala ASBWI 2022 sebaiknya klub, bukan atas nama daerah. Begitulah usulan Yopi Riwoe, asisten paltih timnas putri. Alasannya, hal ini berkaitan dengan rencana diguirkannya Liga 1 Putri, seperti pernah diungkapkan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan. Sesuai regulasi AFC, peserta liga adalah klub yang berbadan hukum.

“Karena itu, peserta bukan atas nama daerah, tapi harus klub. Ini sekalian untuk pemanasan jika mereka ingin lanjut mengikuti Liga 1. Saya dengar Ketua Umum PSSI mencanangkan Liga 1 akan digulirkan tahun ini. Bagusnya di bulan Oktober atau November,” ujar Yopi, Kamis (7/4/2022) siang di Jakarta.

Menurut Yopi, memang selama ini salah satu kesulitan memutar kompetisi di kelompok putri adalah status klub. Bukan rahasia umum lagi, tak banyak klub yang berbadan hukum, seperti halnya di sektor putra. Mereka rata-rata berebadan usaha berupa PT atau Perseroan Terbatas.

Terkait adanya kemungkinan klub-klub putri belum bisa 100 persen memenuhi kriteria klub peserta Liga 1, Yopi menyarankan agar mereka tetap ditampung. Tentu saja dengan klausul jelas. Katakan ada perjanjian, saat mengikuti Liga 1 nanti, kekurangan persyaratan itu harus mereka penuhi. Kalau kita menunggu semua sempurna, tak akan jalan kompetisi untuk wanita.

“Ini kan kita berkompromi di awal saja, demi bergulirnya kompetisi putri. Ketika sudah jalan, standar bisa dinaikkan. Yang utama, liganya berputar dulu. Dalam pandangan saya, antusiasme terhadap sepak bola wanita kini semakin besar. PSSI dan ASBWI harus bisa merespon hal ini dengan bijak. Saya yakin para pengambil keputusan akan bersikap demikian,” papar Yopi.

Yopi Riwoe, usul agar Liga 1 Putri segera digulirkan.

Ia yakin, potensi sepak bola putri bisa diangkat lebih tinggi lagi. Terbukti klub semakin bermunculan. Begitu pula orang-orang yang mau peduli terhadap sepak bola putri. Saking terbatasnya jumlah turnamen di dalam negeri, klub Arema FC Women bahkan sampai ikut turnamen di Turki.

Soal kualitas klub, jika berpatokan pada Piala Pertiwi terakhir, setidaknya ada 4-5 tim yang bisa bersaing. Sebut saja Tolikara FC atau wakil dari Bangka Belitung. Belum lagi dari gelaran Piala ASBWI, yang rencananya diikuti 20 tim.

“Karena itu, gulirkanlah Liga 1 Putri. Jika pesertanya belum banyak, tidak apa-apa. Persyaratan pun tak harus terlalu ketat. Nanti pada saatnya akan lahir kompetisi sepak bola putri yang bisa dibanggakan. Muaranya, tentu saja tim nasional yang kuat,” sambung Yopi lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *