Cetak Trigol buat DIY, Goyang Tiktok Jadi Selebrasi Dewi
Bandung – Luar biasa Dewi Setya Maharani (19). Pencetak hattrick alias trigol bagi tim wakil Asprov DIY ini ternyata baru pada laga itu dimainkan sebagai striker. Selama ini dia beroperasi sebagai seorang pemain sayap.
“Di latihan maupun turnamen dan kompetisi yang diikuti Putri Mataram, saya sama sekali tidak pernah dimainkan sebagai striker. Baru kali ini,” ungkap Dewi yang logat Jawa yang khas, seusai bertanding di Stadion Sidolig, Bandung, Selasa (21/3/2022).
Karena itu, sebelum bertanding dia tak pasang target terkait jumlah gol, apalagi hattrick. “Targetnya sebelum main, ya nggak ada. Pokoknya disuruh pelatih jadi striker, saya siap saja. Nggak pakai target-targetan,” lanjutnya.
Kemenangan Putri Mataram 8-1 atas Neo Angel, wakil NTB, bagi kubu Yogya juga dianggap agak di luar dugaan. Soalnya, di babak pertama keunggulan hanya tipis, 1-0. Begitu di babak kedua, Widya Tri Utami, Nafizhah Nurani, dan Afiyatha Rigina masing-masing menyumbangkan sebuah gol. Sementara sang kapten tim, Amelia Diah Handayani mencatat brace alias 2 gol.
“Babak pertama pemain agak nervous, sehingga hanya bisa mencetak sebuah gol. Di babak kedua saya menginstruksikan pemain lanjut Fauzi. untuk memasukkan sebanyak-banyaknya gol karena yakin mereka bisa,” ujar Sri Hastuti, pelatih Putri Mataram.
“Saya dan manajemen memaklumi kekalahan ini. Soalnya, mereka baru pertama kali mengikuti turnamen level nasional, apalagi di tengah cuaca terik dan kami main 3 kali berturut-turut,” Fauzi, ofisial tim Neo Angel.
Pihaknya mengaku, kemarin memakai 4-3-3 lalu tadi diubah jadi 4-4-2. “Maksudnya menumpuk gelandang di tengah. Efektif hanya di babak pertama. Di babak kedua, pemain kehabisan bensin,” lanjut Fauzi. “Tendangan jarak jauh lawan memang sudah kami atisipasi. Tapi itu tadi, hanya di babak pertama. Lalu pemain kehabisan energi.”
Kecewa Imbang
Jika di laga pertama skor timpang 8-1, maka di laga kedua di tempat yang sama, kedua tim berani jual beli serangan. Wakil Kalbar, Persipon Pontianak, bisa memaksakan hasil imbang 3-3 atas Gorut GFC (tim yang mewakili daerah Gorontalo).
“Tentu saja kami kecewa atas hasil ini sebab merasa bisa menang. Setidaknya saya mencatat ada 7 peluang yang harusnya menjadi gol. Penguasaan bola dan peluang, kita yang punya,” kata Welly Achmad Podungge, pelatih Gorut. “Tapi itulah sepakkbola. Kita terima semua dengan sportif.”
Sementara itu Daeng Rosma Dwi, pemain tim asal Gorontalo, mengaku lelah sehingga kontrol dan aspek teknik agak merosot. Untung masih bisa tenang dan mencetak gol, meski akhirnya disamakan pemain Persipon Fetrika Seltika di menit 86. Gol itu sekaligus merupakan gol ketiga alias trigol pemain yang akrab disapa Opet tersebut.