Mumbai – Laga kedua yang dilakoni tim nasional wanita Indonesia di Grup B Piala Asia Wanita 2022 pada Senin (24/01/22), berakhir dengan kekalahan 0-4 (0-2). Namun setidaknya Shalika Aurelia dkk. sempat memberi perlawanan keras di babak pertama sebelum gawang dibobol pada menit ke-27.
Meski kalah kelas karena tim putri Negeri Gajah Perang levelnya sudah Piala Dunia, putrid Indonesia tak gentar. Vivi Oktavia Riski dkk di lini belakang tampil ngotot di awal laga. Para gelandang pun dipaksa kerap turun membantu pertahanan lantaran gawang Fani Supriyanto belasan kali diberondong striker lawan.
Beberapa kali Fani mendapatkan perawatan karena berbenturan dengan lawan saat berjibaku menyelamatkan gawang dari kebobolan. Hanya sesekali Garuda Pertiwi melakukan serangan balik. Itu pun kurang terpola, hingga mudah dimentahkan sebelum memasuki zona berbahaya.
Praktis, duet striker Baiq Amiatun Shalihah dan Marsela Yuliana Awi di lini depan memang jarang mendapatkan pasokan. Serangan sering patah di lini tengah. Alhasil, mereka kerap turun membantu pertahanan.
Memasuki menit ke-27, serangan bertubi-tubi Thailand akhirnya membuahkan hasil. Striker Kanyanat Chetthabutr jadi sosok pembobol jala tim putri Indonesia. Ia juga mencetak gol kedua pada menit 36, serta melengkapi hattrick pada babak kedua dengan gol di menit 71. Satu gol tambahan dilesakkan Irravadee Makris menit pada 76. Hingga peluit akhir berbunyi Indonesia menyerah 0-4.
Pelatih Rudy Eka Priyambada mencoba melakukan rotasi dengan memasukan Zahra Musdalifah dan Carla Bio Pattinasarany menggantikan Marsela Yuliana serta Insyafadya Salsabillah. Namun pergantian itu tak mengubah hasil.
Komentar Rudy Eka
Seusai laga, Rudy Eka mengakui bahwa kekalahan di Piala Asia malam ini tak lepas dari imbas tekanan mental di laga sebelumnya, saat dikalahkan secara telak 0-18 oleh Asutralia.Tapi, ia tetap memberi apresiasi tinggi atas kerja keras Zahra Muzdalifah dkk yang terus berlari sepanjang 90 menit.
“Kami tak punya kesempatan untuk laga internasional seperti ini. Wajar jika pemain belum siap, apalagi setelah kalah dengan skor besar lawan Australia. Kini kalah 0-4 dari Thailand,” buka Rudy Eka. “Kami punya banyak pemain muda di rentang usia 18-23 tahun. Mereka belum tenang saat menguasai bola.”
Masalah selain teknik dan pengalaman memang faktor mental. “Kami tak punya mental untuk berani melakukan passing, dribbling, atau tahan bola. Ini akibat tak terasah dalam uji coba internasional. Mereka lama tak berkompetisi. Event ini jadi pembelajaran buat kami,” lanjut eks pelatih Tira Persikabo itu.
Rudy Eka memahami jika putri Indonesia kalah kualitas dibanding 3 negara lain di Grup B Piala Asia wanita 2022. “Tadi kami juga melakukan pergantian cepat karena masalah fisik. Marsela Yuliana terlihat lelah. Ini laga internasional pertamanya. Anggap saja laga ini sebagai persiapan para pemain muda untuk masa depan mereka,” tutur Rudy Eka.
Dua kekalahan dari Australia dan Thailand membenamkan timnas wanita Indonesia di dasar klasemen Grup B, dengan raihan 0 poin dan kebobolan 22 gol. Garuda Pertiwi masih punya satu laga lagi melawan Filipina pada 27 Januari. Sebuah poin, bahkan sebuah gol, akan berarti bagi tim putri kita.
Grup A
Jan. 20
China 4, Chinese Taipei 0 || India 0, Iran 0 (VOIDED)
Jan. 23
Iran 0, China, 7 || Chinese Taipei vs. India (CANCELLED)
Jan. 26
India vs. China (CANCELLED) || Chinese Taipei vs. Iran
Catatan: India mundur dari event ini dengan alasan beberapa pemain posotof Covid-19.
Grup B
Jan. 21
Australia 18, Indonesia 0 || Thailand 0, Philippines 1
Jan. 24
Philippines 0, Australia, 4 || Indonesia 0, Thailand 4
Jan. 27
Australia vs. Thailand || Philippines vs. Indonesia
Grup C
Jan. 21
Japan 5, Myanmar 0 || South Korea 3, Vietnam 0
Jan. 24
Myanmar 0, South Korea 2 || Vietnam 0, Japan 3
Jan. 27
Japan vs. South Korea || Vietnam vs. Myanmar
Peringkat 3 Terbaik (Klasemen Sementara)
Babak Knockout
Perempatfinal: 30 Jan.
Semifinal: 3 Feb.
Final: 6 Feb.
Top Scorer
6 gol – Sam Kerr (Australia)
4 gol – Emily van Egmond (Australia), Wang Shuang (Cina)
3 gol – Wang Shanshan (Cina), Yui Narumiya (Jepang), Ji So-yun (Korsel), Kanyanat Chetthabutr (Thailand)